Berpenampilan bersih rapi dan indah di hadapan suami

Berpenampilan bersih rapi dan indah di hadapan suami

Pria normal tentu menginginkan istrinya terlihat dalam keadaan bersih, rapi, dan indah. Keadaan seperti ini tidak menuntut istri harus berwajah cantik. Kebersihan, kerapian, dan keindahan pun tidak mesti identik dengan sesuatu yang mahal. Semua itu bisa terwujud, tergantung pada niat dan kesungguhan istri.
Suami tentu tidak suka melihat istrinya dalam keadaan kotor, acak-acakan, dan jelek. Pada keadaan-keadaan tertentu memang suami harus maklum ketika mendapati istrinya dalam keadaan tidak rapi. Namun, hendaklah istri selalu berusaha untuk menampakkan sesuatu yang terindah di hadapan sang suami. Jika hal itu tidak bisa dilakukannya setiap saat, paling tidak dilakukannya dalam sepertiga hari. Jika dia tidak bisa juga karena kesibukannya mengurus anak-anak, memasak, dan mencuci, paling tidak satu atau dua jam dalam sehari dia berpenampilan indah dan memesona di hadapan suaminya.
Pembaca yang semoga dimuliakan Allah, dari dua hal yang telah disebutkan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa secara global, cara membahagiakan suami terbagi menjadi dua. Pertama, cara batin, yaitu dengan kasih sayang dan kelemahlembutan. Kedua, cara lahir, yaitu dengan selalu berpenampilan terbaik di hadapan suami. Jadi, membahagiakan suami akan tercapai apabila dilakukan secara lahir dan batin.
Fenomena yang merebak di tengah-tengah kaum wanita muslimah adalah berhias tatkala ke luar rumah, terlebih pada momen-momen tertentu, seperti menghadiri resepsi pernikahan, berkunjung ke sanak famili, atau berekreasi ke tempat wisata. Salah kaprah dalam berhias ini disebabkan ketidaktahuan mereka tentang ilmu agama. Seandainya mereka mengetahui hadits-hadits yang melarang wanita keluar dari rumah dalam keadaan tabarruj (berhias) di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya, dan seandainya mereka mengetahui ayat-ayat yang semakna dengannya lalu tunduk dan mengamalkannya, tentu mereka akan berhenti dari perbuatan ini.
Kami sampaikan satu hadits tentang larangan melakukan tabarruj (berhias di hadapan lelaki nonmahram).
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا رِيحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan (siapa pun dia) yang memakai minyak wangi kemudian melewati suatu kaum (laki-laki) agar mereka mencium bau harumnya, dia adalah pezina.” (HR. Abu Dawud no. 4173 dan at-Tirmidzi no. 2786, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani t)
Maksud sabda beliau “dia adalah pezina” adalah dia menjadi sebab terjadinya perzinaan, dan terancam dengan perbuatan kotor tersebut karena dialah yang memicunya.
Ada dua jalan keluar untuk memecahkan kasus ini. Pertama, hendaklah para wanita muslimah menaruh perhatian terhadap ilmu agama dengan cara mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan mengamalkannya, khususnya ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban yang harus dia tunaikan. Kedua, para suami hendaklah menuntut ilmu agama secara lebih mendalam sehingga muncul dari pribadinya sifat cemburu yang syar’i (sesuai dengan syariat Islam). Sebab, banyak suami yang justru mendukung, bahkan memerintah istrinya untuk berdandan, berwangi-wangi, dan memperindah dirinya di hadapan teman-teman suami. Na’udzubillah (kita berlindung kepada Allah) dari kejahilan dan kemaksiatan ini. Apabila suami memahami permasalahan ini, tentu dia akan melakukan amar ma’ruf nahi munkarkepada istrinya.

Upaya istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam untuk membahagiakan sang suami

Saudariku, Anda perlu teladan dalam hal ini. Teladan Anda adalah para istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Bagaimana usaha mereka untuk membahagiakan suami tercinta? Marilah kita simak penuturan ‘Aisyah x, salah satu istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
إِنْ كَانَتْ اِحْدَانَا لَنُفْطِرُ فِي زَمَنِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَا نَقْدِرُ عَلَى أَنْ نَّقْضِيَهُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى يَأْتِيَ شَعْبَانُ
“Sungguh, salah seorang di antara kami (para istri Rasulullah) batal puasanya (puasa Ramadhan) pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam. Kami belum bisa mengqadhanya pada saat bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sampai datang bulan Sya’ban.” (HR. Muslim no. 1146)
Ulama yang meriwayatkan hadits ini menerangkan bahwa yang menghalangi mereka untuk mengqadha (membayar utang puasa Ramadhan) adalah kesibukan mereka melayani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
An-Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim (4/476), “Mereka tidak mampu melakukan qadha puasa karena masing-masing mempersiapkan diri untuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Setiap saat mereka menunggu untuk ‘dinikmati’ oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam ketika beliau menginginkannya, padahal mereka tidak mengetahui kapan Rasulullah menginginkannya. Mereka pun tidak meminta izin untuk melakukan puasa. Sebab, jika diizinkan, mereka khawatir sedang dalam keadaan berpuasa ketika Nabi ingin bersenang-senang dengan istri beliau, sehingga keinginan beliau pun hilang. Apa yang dilakukan para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam ini merupakan adab yang mulia.”
Dalam kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha di atas terdapat faedah bolehnya seorang wanita menunda qadha puasa Ramadhan karena melayani suami. Kemudian, an-Nawawi menjelaskan bahwa hal ini merupakan adab yang mulia.
Renungkanlah, Saudariku! Perkara wajib yang waktunya luas boleh ditunda karena melayani suami, lalu bagaimana dengan perkara yang hukumnya sunnah, bahkan sekadar mubah? Yang lebih parah adalah istri tidak mau meladeni suami dengan alasan karier, sibuk di kantor, atau sibuk mempersiapkan tugas kantor yang harus selesai besok pagi. Akibatnya, suami kehilangan malam indah yang ditunggu-tunggu dan diimpikannya. Semoga Allah menunjuki kaum muslimah ke jalan yang lurus dan diridhai-Nya.
Di antara usaha istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam untuk membahagiakan Rasulullah semasa beliau shallallahu ‘alaihi wassalam masih hidup adalah mereka memanjangkan rambut dan merapikan serta memperindahnya. Namun, setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam wafat, mereka memendekkan rambut supaya mudah pemeliharaannya. Sebab, setelah beliau wafat, mereka tidak butuh lagi berhias seperti ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam masih hidup. (Syarh Shahih Muslim 3/229, syarah hadits no. 320)

1 Response to "Berpenampilan bersih rapi dan indah di hadapan suami"

  1. SLOT ONLINE TERPERCAYA DAN TERBA♦K DI INDONESIA?
    DIZEUSBOLA AJA◘◘◘◘◘◘◘◘

    DENGAN 1 USER ANDA SAJA SUDAH BISA BERMAIN SEMUA GAME DAN MENDAPATKAN BANYAK KEUNTUNGAN.

    BERIKUT PROMO YANG MENARIK UNTUK ANDA
    ♣♣BONUS NEW MEMBER♣♣
    ♣♣BONUS CASHBACK♣♣
    ♣♣BONUS REWARD♣♣
    ♣♣BONUS EXTRA ROLINGGAN♣♣
    ♣♣BONUS EVERYDAY♣♣
    ♣♣BONUS REFERRAL♣♣

    UNTUK LEBIH LANJUT SILAHKAN HUBUNGI KAMI DI :
    WHATSAPP :+62 822-7710-4607
    TELEGRAM :Zeusbola
    LINE : zeusbola
    INSTAGRAM :zeusbola.official

    BalasHapus